Opini

Kisah Tiga Orang Santri Dengan Kentut Mode Silent

Lembar Ke II Oleh : Fauzi As

Topiknews.co.id,opini- Tulisan ini menjadi tanggapan atau semacam komentar saya atas tulisan H.safiudin dg judul “Cacian adalah Pahala.”

Tiga orang santri sedang duduk didepan Masjid, mereka sedang menunggu adzan maghrib untuk sholat berjamaah.

Mereka nampak sibuk berdiskusi tentang kitab Ta’limul-Muta’alim yang baru saja diajarkan oleh Ustadznya, mereka punya nama yang hampir mirip,

Santri Satu : Pi’i,  Santri Dua : Pi’u, dan Santri Tiga : Pi’li

Ditengah asyiknya mereka berdiskusi tiba-tiba Pi’u kentut dengan mode silent, memang benar kualitas kentut Pi’u ini benar-benar seper bau bangkai, entah dia habis memakan apa atau sudah memakan siapa,  Pi’li dengan reflek menyumbat lubang hidungnya lalu dia melirik pada Pi’u.

Dengan wajah malu dan ragu-ragu Pi’u menggelengkan kepalanya.

Sementara Pi’i pun begitu metatap Pi’u dengan tatapan penuh curiga wajah Pi’u sangat meragukan, dan gelengan kepalanya tidak meyakinkan.

Namun sebelum bau kentut Pi’u hilang tiba-tiba adzan maghrib berkumandang, dengan rasa gengsi bercampur malu Pi’u tetap melanjutkan sholat maghrib berjema’ah tanpa mengambil wudhu’ terlebih dahulu.

Setelah sholat maghrib selesai merekapun kembali pada tempat semula, celakanya tempat duduk Pi’u tertukar dg tempat duduk Pi’i.

Merasa ada yg aneh Pi’i pun berdiri mengusap sarung yang terasa basah dibokongnya dan lalu ia menciumya,
dengan muka merengut Pi’i berkata pada Pi’u, ini ternyata bekas kentutmu tadi.

Pi’li yang masih berdiri disebelahnya menarik tangan Pi’u untuk berdiri, setelah diperiksa ternyata benar, tadi dia kentut dan sedikit mengeluarkan cairan dengan bau Naga.

Apa yang bisa kita petik dari kisah diatas :

  1. Pi’u dan dua orang santri sama-sama paham agama, mereka tahu jika mau sholat harus berwudhu’ terlebih dahulu,
  2. Pi’u tak kuasa menahan rasa gengsi dan malu terhadap manusia, dia lebih memilih berkhianat pada tuhannya.

Dia seolah tak peduli dengan resiko dosa kepada Allah, Tuhan yang selalu Ia bawa-bawa dalam setiap tindakan dan aktifitasnya.
walau pada akhirnya dia beresiko menjadi bahan bullyan dan kehilangan kepercayaan dari dua orang temannya.

Berpindah pada tindakan H.safiuddin yang asli, mahluk yang saya curigai merencanakan serangan berita fitnah dari rumahnya.

Dia memang pernah menyampaikan bahwa dia sama sekali tidak terlibat soal berita fitnah yang menyerang saya, akan tetapi siapa yang percaya sebab cerita dan bau kentutnya sudah menyebar kemana-mana.

Tangkapan layar pada beberapa group WA, termasuk pesan pribadi kepada teman-teman saya yang berisikan narasi-narasi tuduhan makelar kasus.

Apa lagi ditambah rekaman-rekaman pengakuan wartawan yang dipanggil kedalam istananya sudah cukup bagi saya dan Sulaisi Abdurrazaq untuk memberikan kesimpulan.

Seperti cerita tiga orang santri diatas Pi’u jangan coba menasehati dua santri lain dengan membawa Nama Tuhan dan Agama, sebab mereka ilmunya sama tapi mengapa cara mengamalkannya menjadi berbeda.

Anehnya bau kentut Pi’u diatas yang di puji-puji dan diagung-agungkan oleh mahluk bernama Mas Day, seolah bau kentut santri sesat itu berkhasiat dan mampu membuat pingsan dua orang santri di sebelahnya.

Ini juga sekaligus pesan Untuk Mas Day Sang Pemuja Bau Kentut.

Jika kamu adalah wartawan tentunya kamu mampu menjawab tulisan dengan tulisan, jangan sampai jempolmu tidak secerdas saat kau memfitnah dan memaki.

Saya bukan seorang jurnalis, bukan pula seorang penulis, anggap saja pemulung yang mengumpulkan fakta dibalik semerautnya peristiwa.

Tetapi yang harus kamu tahu jika Fakta dari sang pemulung ini di lepas begitu saja, maka rawan menjadi petaka.

Saya hanya mengajak mahluk bernama Mas Day ini Untuk bertanggungjawab dengan apa yang dia katakan, sebab anda laki-laki.

Begini Komentar Mas Day dalam group ADV.PKP yang dikomandani H.Safiuddin.

“lambak jia masuk e canteng koneng nepoa kea” (Dulu dia masuk Canteng Koneng Mau Nipu Juga)

Saya tidak habis pikir kenapa Mas Day seolah kesurupan menyeret nama Canteng Koneng, setahu saya Canteng Koneng adalah rumah produksi batik tulis yang ada dijalan kartini.

ini akan menjadi ulasan yang menarik sebab Canteng Koneng itu adalah Brand terkenal di kabupaten Sumenep, yang konon kabarnya digandeng pemerintah daerah untuk mengkoordinir  beberapa proyek besar dikabupaten ini.

Saya berasumsi Mas Day adalah mahluk yang tidak mampu melihat makna perbedaan dan permusuhan.

Mungkin dia berpikir seperti permainan bola kasti yang berujung pada pertengkaran, dia tidak sadar bahwa, lawan dalam bola kasti adalah teman dalam olahraga.

Belajarlah dengan hati, bahwa marah itu adalah hal yang alami dan Kebencian adalah buatan.

Pertanyaan saya :
Apakah Mas Day ini berbicara atas nama diri sendiri.?

Ataukah dia disuruh oleh Owner Canteng Koneng.?

Wallahu A’lam, hanya dia dan tuhan yang tahu. Memang Mas Day ini terkesan memaksa saya untuk menulis panjang urusan Canteng Koneng, tentu akan saya ulas lebih detail pada lembaran-lembaran berikutnya.

Tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Fauzi As, Sumenep 5 Desember 2022.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
×