Opini

Ternyata Tanaman Juga Membutuhkan Klinik, Apa Sama Dengan Klinik Manusia ?

Oleh : Fauzi

Dilansir dari situs resmi organisasi pertanian dunia atau FAO (Food Agriculture Organization) pada (3/4/2019) diperkirakan setiap tahunnya antara 20 hingga 40 persen dari produksi tanaman global dinyatakan hilang karena hama pada tanaman.

Hal ini cukup disayangkan karena pertanian adalah sumber makanan bagi seluruh penduduk planet bumi. Diperkirakan total populasi manusia kini telah mencapai 7,8 miliar individu. Tentunya untuk mencukupi kebutuhan pangan dunia harus memperkuat sektor pertanian, terutama dari masalah hama dan penyakit tanaman.

Senada dengan hal tersebut, penelitian yang baru-baru ini diterbitkan oleh Jurnal Bioscience menunjukkan bahwa masalah terkini adalah produksi pangan secara global perlu meningkat 25-70% antara sekarang hingga 2050. Tetapi, faktanya jumlah kehilangan hasil akibat hama dan penyakit tanaman kian semakin mengkhawatirkan dunia. Tidak sampai disitu, bahkan angka kehilangan tidak hanya terjadi dilapangan pertanian saja, namun juga di dalam pasca panennya.

Sungguh sangat mencengangkan, hal ini justru direspon terbalik oleh penduduk bumi, yakni semakin menyempitnya lahan pertanian yang dialihfungsikan untuk kegiatan industri atau bahkan perumahan nasional. Maka perlunya suatu solusi yang nyata dan dapat mengatasi permasalahan utama didalam sektor pertanian. Hal itu dilakukan untuk menjaga stabilitas pangan nasioanl untuk bangsa yang berdaulat. Sebagaimana kata sanga proklamator Ir.Soekarno “Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa yang Mencukupi Kebutuhan Pangannya Sendiri”.

Lalu apakah klinik tanaman itu ? Dikutip dari situs resmi plantwise.org bahwa Klinik tanaman adalah tempat pertemuan di mana petugas penasehat pertanian setempat, yang dikenal sebagai dokter tanaman, membantu petani yang berjuang melawan hama dan penyakit tanaman. Mereka memberikan diagnosis dan saran manajemen untuk masalah apa pun dan pada tanaman apa pun. Fungsi klinik tanaman tentunya sangat fundamental untuk menjaga stabilitas pangan dunia dan menyelamatkan miliaran dolar akibat kehilangan hasil tanaman oleh hama dan penyakit tanaman. Pasalnya klinik tanaman adalah sahabat petani yang harus digalakkan agar tetap eksis di dunia pertanian demi menjaga dan melindungi masa depan pertanian. Namun, sangat disayangkan petani banyak yang tidak menggunakan fasilitas klinik tanaman layaknya manusia memanfaatkan jasa rumah sakit.

alur kerja yang diterapkan untuk konsultasi dan pengajuan diagnosis juga sangat mudah yang dapat dilakukan oleh petani. Pertama, petani harus membawa sampel yang akan di ujikan atau dikonsultasikan. Sampel dapat berupa foto, bagian tanaman, atau gejala pada tanaman akibat serangan hama dan penyakit tanaman. Setelah itu, petugas klinik akan menyampaikan arahan-arahan untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh si petani atau klien. Jenis layanapun juga sangat variatif yang ada di klinik tanaman, yakni mulai dari pelayanan uji penyakit akibat bakteri, jamur, virus, maupun akibat hama serangga.

Harga dari masing-masing pelayanan juga berbeda, mulai dari Rp.50.000 – Rp.150.000. setelah menggunakan jasa pelayanan, maka klien atau petani akan dapat rekomendasi terhadap permasalahan pada tanamannya. Sehingga klinik tanaman sangat diperlukan oleh petani di dunia dan Indonesia.

Related Articles

Back to top button
×