HeadlineHukum & Kriminal

Anak Berkebutuhan Khusus Menjadi Korban Pencabulan di Kromengan, Keluarga Korban Menunggu Proses Penyelidikan Polisi

Malang, Topiknews.co.id – Pencabulan anak dibawah umur kembali terjadi di desa Kromengan, kecamatan Kromengan, kabupaten Malang, yang menimpa salah satu anak berkebutuhan khusus.

Seorang anak usia 13 tahun, warga Kromengan menjadi korban kebejatan seorang kakek yang diduga masih menjadi tetangga korban sendiri.

Hal ini disampaikan oleh ibu korban saat ditemui awak media, Jumat (6/10/2023) menceritakan jika anaknya menjadi korban pencabulan.

“Anak saya waktu itu demam dan terlihat lemas serta kesakitan pada bagian alat vitalnya, setelah saya cek ada pembengkakan,” ujarnya.

Lanjutnya,” dengan kejadian itu saya bersama mantan suami melaporkan hal ini ke Polsek Kromengan dan kemudian diteruskan ke Polres.”

Menurut orang tua korban, pada saat kejadian mereka sedang tidak ada di rumah dan sedang keluar.

“Saya dan bapaknya anak-anak kan sudah pisah lama, kalau anak-anak memang satu rumah dengan saya, tapi waktu itu saya sedang keluar ke pasar Kromengan,” tambah ibunya.

Shomad (46), ayah korban mengatakan kepada wartawan jika kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Malang pada tanggal 18 Agustus 2023, dengan Laporan Polisi Nomor : LP/B/333/VIII/2023/SPKT/POLRES MALANG/POLDA JAWA TIMUR, sehari setelah ditemukan kejadian itu.

“Sampai saat ini belum ada proses lagi, katanya penyidik masih menunggu hasil visum yang belum keluar dari RSUD Kepanjen dan RSJ Lawang,” katanya.

Lanjut Shomad,” karena anak saya memang berkebutuhan khusus katanya harus ada dua visum dari dua rumah sakit tersebut, cuma kenapa kok sampai detik ini tidak jelas, ditangani apa tidak sebenarnya ? Soalnya setelah terlapor dipanggil ke polres, keluarga saya didatangi terlapor dengan anak-anaknya dan diintimidasi.”

Salah satu penyidik Unit PPA Polres Malang yang menangani kasus ini, Briptu Rendi mengatakan kepada awak media jika proses masih dalam tahap penyelidikan.

“Masih dalam proses penyelidikan mas, sambil menunggu hasil visum dari psikiater rumah sakit yang belum keluar,” katanya.

Lanjut Rendi,” bahwa kasus yang menimpa kedua korban ini juga menjadi prioritas penanganan, karena salah satu korban memang ada keterbatasan, jadi agak susah komunikasi.”

Sementara salah satu staf dari DP3A Kabupaten Malang, Wahyu, saat ditemui wartawan mengatakan jika pihaknya sudah menerima tembusan salah satu hasil visumnya dan saat ini juga terus berkomunikasi dan mendampingi dari sisi psikologis korban.

“Kami sudah merespon kasus ini, dan terus koordinasi dengan semua pihak agar kasus ini bisa segera terselesaikan dengan tepat,” tegasnya. (hw)

Related Articles

Back to top button
×