TRUE OR FALSE? Otak manusia hanya memakai 10% dari kapasitas sesungguhnya
Penulis : Tirza Nirmala Srisastra (Mahasiswa Jurusan Psikologi, Universitas Brawijaya, Malang)
Otak memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan proses kehidupan manusia. Otak memiliki banyak peran untuk mengatur setiap hal kecil maupun besar dalam kegiatan kita sehari-hari.
Lalu apakah sebenarnya otak itu?
Buzan & Barry (2004) mengutip pernyataan Sir Charles Sherrington, seorang neurofisiolog yang membahas mengenai definisi otak. Menurut Sherrington, otak merupakan alat tenun yang menakjubkan. Didalamnya terdapat jutaan benang berkedap-kedip, menganyam pola yang sudah ada. Setiap pola mempunyai arti, dan tidak pernah ada yang diam.
Bisa disimpulkan bahwa otak adalah sebuah organ yang memiliki jaringan syaraf dan sel-sel yang masing-masing memiliki perannya tersendiri untuk mengatur setiap kegiatan manusia. Misalnya, berbicara, berbahasa, berfikir, berhitung, pengendalian emosi, gerak motorik, dan masih banyak lagi.
Otak manusia memiliki 3 bagian utama yaitu, otak depan(Forebrain), otak tengah(Midbrain), dan otak belakang(Hindbrain). Tentu saja jika berbicara fungsi, masing-masing dari bagian otak ini memiliki banyak fungsi.
Jika anda pernah menonton film berjudul “Lucy”, film ini mengadaptasi salah satu mitos otak yang cukup populer. Seorang manusia yang mempunyai kemampuan otak luar biasa dari orang-orang pada umumnya.
Pernahkah anda mendengar atau membaca sebuah artikel yang membahas tentang “ Manusia yang hanya memakai 10% kemampuan otaknya.” Mitos ini merupakan salah satu mitos otak paling terkenal yang juga pernah disebutkan dalam buku 50 Myths Of Popular Psychology, Shattering Widespread Misconception karangan profesor bidang psikologi universitas Simon Frasher, Barry Beyerstain.
Mitos ini banyak dipercaya oleh publik terutama orang awam disebabkan beberapa faktor salah satunya karena, pada awal 1900-an, dalam buku karya William James berjudul The Energies Of Men. William mengatakan bahwa manusia hanya menggunakan sedikit sumber daya mental dan fisik yang ada. Klaim tersebut juga dikaitkan dengan Albert Einstein yang sering dianggap sebagai seorang ilmuwan dengan kecerdasan tinggi dan mampu menggunakan kapasitas otaknya lebih baik dibandingkan orang pada umumnya.
Namun, hal itu telah dibuktikan salah dan dapat dikategorikan sebagai miskonsepsi. Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan bahwa hal ini adalah hal yang salah yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Barry Beyerstain dengan menggunakan metode FMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging), mendeteksi kenaikan halus dalam aliran darah ke otak dengan aktivitas metabolisme tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa otak manusia bekerja seluruhnya.
2. Profesor Eric Chudler dari University Of Washington juga melakukan perekaman otak melalui PET (Positron Emission Tomography) yang kemudian menemukan bukti terdapat perbedaan warna dalam otak yang menunjukkan aktivitas bahwa otak bekerja secara sepenuhnya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa otak hanya menggunakan 10% kemampuannya saja adalah sebuah miskonsepsi, karena sejatinya otak manusia bekerja secara bersama-sama dan secara keseluruhan untuk membantu sistem koordinasi tubuh.
Referensi :
MacLean, P. D. (1988). Triune brain. In Comparative neuroscience and neurobiology (pp. 126-128). Birkhäuser, Boston, MA.
Agustina, E. (2020). MEMAKSIMALKAN PERKEMBANGAN DAN POTENSI OTAK ANAK SEJAK DINI. Al Fitrah: Journal Of Early Childhood Islamic Education, 3(2), 195-208.
Ishikawa, Y., Yamamoto, N., Yoshimoto, M., & Ito, H. (2012). The primary brain vesicles revisited: are the three primary vesicles (forebrain/midbrain/hindbrain) universal in vertebrates. Brain, behavior and evolution, 79(2), 75-83.
Timotius, K. H. (2018). Otak dan perilaku. Penerbit Andi.