Pertanian

Petani Penerima Pupuk Subsidi Di Ngawi Diperketat, Jatah Yang Diberikan Dikurangi

Ngawi, Topiknews.co.id – Pemerintah Kabupaten Ngawi merupakan salah satu lumbung padi yang terbesar di Indonesia, didukung mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, sehingga pupuk merupakan bagian penting, dalam mencapai target maksimal pertanian.

Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono berencana memangkas permintaan pupuk bersubsidi menjadi 25% dari total kebutuhan pada 2024. Selain itu, persyaratan untuk mendapatkan pupuk bersusidi juga akan diperketat (24/1/2024).

Menurut data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian di Kabupaten Ngawi, terkait bantuan pupuk subsidi sangat berkurang drastis dari tahun 2023 sampai tahun 2024 yakni banyuan pupuk urea menurun 57% untuk NPK 63%.

Saat media mengonfirmasi pada Franky Ardian menjelaskan bahwa pengurangan alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Ngawi sudah terjadi dari 2019 lalu. Termasuk salah satunya untuk mendorong para petani agar tidak ketergantungan pada pupuk kimia.

“Sesuai visi misi Bupati Ngawi, kita harus mempunyai target para petani harus kembali Ramah Lingkungan agar tidak tergantung oleh pupuk kimia sehingga para petani di Ngawi kembali menggunakan pupuk organik agar hasil panennya dapat lebih maksimal” ujar Franky Ardian.

Untuk petani yang mendapatkan pupuk subsidi ini adalah anggota kelompok tani, terdaftar dalam registrasi sosial ekonomi (regsosek), serta memiliki lahan maksimal 2 hektare bagi petani tanaman pangan dan 0,5 hektare bagi petani tanaman hortikultura.

“Petani yang mendapatkan pupuk bersubsidi di tahun 2024 ini juga akan diperketat. Termasuk kriteria petani itu juga sekarang sudah ada ketentuannya,” jelas Franky.

Adapun saat ini, tahun 2024 bantuan pupuk subsidi menurun yakni subsidi pupuk urea pada tahun 2023 sebesar 41.209 ton sekarang untuk tahun tahun 2024.l sebesar 23.314 ton, jadi hanya 57%.
Sedangkan untuk bantuan pupuk subsisidi NPK tahun 2023 sebesar 20.109 ton, di tahun 2024 menurun tinggal 12.632 ton, turun 63%.

“Para petani Ngawi harus siap untuk menjadi petani ramah lingkungan, sehingga hasil panennya bisa maksimal dan harus inovasi mengganti pupuk organik, antara lain dari kotoron sapi, kambing dll. Bisa sebagai alternatif pengganti serta lebih baik daripada menggunakan pupuk kimia, karena unsur tanah kalau diberikan pupuk kimia secara terus menerus, unsur hara tanah menjadi rusak dan hasil pertanian tidak maksimal” tutup Franky. (Zamhari)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
×