Opini

Merestorasi Idealisme Mahasiswa

Penulis : Dandy Memed (Mahasiswa Fakultas Tehnik Untag Banyuwangi)

Mahasiswa merupakan predikat bagi manusia yang terdaftar secara administrasi sebagai peserta didik pada jenjang perguruan tinggi. Predikat yang identik dengan insan intelektual, terpelajar, idealisme, semangat, kritis terhadap permasalahan, kegairahan dan lain sebagainya.

Idealisme merupakan komitmen yang mengakar kuat dalam diri yang terwujud dalam berbagai sikap dan tindakan.
Sesuai dengan fitrah idealisme , yakni terwujudnya masyarakat adil makmur (civil society).

Namun saat ini, sejujurnya mahasiswa kehilangan jati dirinya yang semakin kabur bahkan abu-abu.

Jika dulunya mahasiswa terlihat garang terhadap birokrasi dan pernah menjadi momok menakutkan bagi aparat birokrasi yang berkuasa saat itu, gerakan mahasiswa saat ini menjadi mandul.

Idealisme yang diagung-agungkan sejak masa lampau akhirnya dengan sendirinya tergerus oleh jaman yang menghadirkan persaingan yang tidak sehat.

Mahasiswa tidak berdaya lagi dihadapan para birokrasi, antara lain iming-iming fasilitas perkuliahan dan gaya hidup anak mudalah yang membuat mahasiswa tak berdaya.

Padahal sejarah mengingatkan kita bahwa runtuhnya rezim Sukarno yang totaliter serta mengagungkan dirinya sebagai presiden seumur hidup tidak lain karena idealisme mahasiswa. Sama halnya pada rezim Suharto yang otoriter juga runtuh oleh gerakan mahasiswa.

Ini menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan generasi penting dalam suatu negara.”Kalau pemudanya kuat maka negara akan kuat juga”. Aktivis mahasiswa yang mulai berkurang jumlahnya dari masa ke masa.

Life style modern yang menjadi trend saat ini tengah digandrungi kalangan pemuda khususnya mahasiswa. Betapa tidak, pada era ini telah banyak kemudahan yang dirasakan oleh generasi sekarang.

Menariknya mahasiswa sekarang seolah tersedot oleh animo kemajuan teknologi yg menjadi kebutuhan yg mendasar dan tanpa lagi memiliki watak agent of change and social control . Segala sesuatu dinilai dengan materi semata, yang kaya akan mendapatkan posisi terhormat di kalangan mahasiswa.

Sedangkan yang biasa-biasa saja tentu takkan pernah mendapatkan apa-apa. Hal ini sungguh bertolak belakang dengan aktivis di era 90-an yang memiliki jiwa patriotik dan kebangsaan.

Pergeseran pola pemikiran mahasiswa dari intelektualisme menuju materialisme tengah terjadi.

Oleh karena itu, mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa boleh saja kehilangan apa saja yang dimiliki, tetapi janganlah sekali-kali kehilangan berfikir kristis dan idealisme yang telah disandangnya.

Manakala hal yang berharga itu hilang, maka sebenarnya mereka tidak memiliki apa-apa lagi. Ilmu, pengalaman, dan kelebihan apapun lainnya tidak akan banyak memberi manfaat tatkala pemiliknya sudah tidak menyandang idealisme. Seperti kata-kata SOE HOK GIE “Makin redup idealisme dan heroisme pemuda, makin banyak korupsi”.

Related Articles

Back to top button
×