Opini

Jangan Buat Poliwangi Sekarat

Banyuwangi 19 september 2021.

Sejarah lahirnya Politeknik Negeri Banyuwangi (POLIWANGI) Diprakatsai oleh pemerintah kabupaten banyuwangi dan seluruh masyarakat banyuwangi yang sangat mendambakan adanya perguruan tinggi negeri dibanyuwangi.
Prosesnya sangat panjang yang tentu berliku dan itu tidak mudah dilalui.
Berbagai faktor pendukung harus dilengkapi. Mulai menyiadakan lahan 10hektar, shearing pendanaan operasional dengan pemerintah pusat, dukungan DPRD Banyuwangi dan akhirnya pada tanggal 11 juni 2008 mendapatkan ijin operisonal sesuai surat keputusan Mendiknas Nomor; 99/D/O/2008.

Jika dihitung usia Poliwangi sampai saat ini sudah hampir 13 tahun, usia yang cukup untuk memulai memahami arti dunia akademik sebuah perguruan tinggi.
Memahami pentingnya membangun atmosfer pendidikan sesuai standar nasional.
Pendidikan yang bertujuan membekali peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual keagaman, pendidikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tentunya memang tidaklah mudah menciptakan atmosfer pendidikan. Peserta didik (mahasiswa) tidak hanya dibekali keahlian dan ketrampilan semata.
Mahasiswa juga harus memiliki kepribadian yang baik serta akhlaq yang mulia.
Dan hal ini faktor kuncinya tidak hanya bagusnya korikulum yang diberikan namun unsur tenaga pendidik (dosen) yang harus menjadi tauladan. Ibarat kata pepatah ‘Dosen Kencing Berdiri Maka Mahasiswa Kencing Berlari lari’ sungguh tidak ringan beban dosen menjadi tauladan. Tidak hanya hebat menguasai ilmu dan teknologi, namun pikiran dan tindakkan dosen akan diamati dan dijadikan mahasiswa sebagai panutan.

Nah, pada bulan ini (september) 2021, seluruh masyarakat banyuwangi merasa senang dan bangga akan keterbukaan pesta demokrasi pemilihan direktur poliwangi. Panitia pemilihan direktur menginformasikan semua proses pemilihan direktur mulai dari awal dibulan juni 2021 hingga saat pemaparan visi misi dan program kerja para bakal calon direktur pada tanggal 7 september 2021. Bakal calon direktur terdiri dari tiga (3) orang dari internal poliwangi, satu (1) orang dari PENS surabaya dan satu (1) orang dari Polman Bandung. Melalui website resmi proses pemilihan direktur dan chanel youtube. Semua informasi pemilihan direktur bisa diakses. Ide dan gagasan visi misi para bakal calon direktur pun juga jelas tersaji disitu. Bahkan juga disajikan hasil polling dari masing-masing bakal calon direktur.

Hasil polling menunjukkan bahwa bakal calon dari PENS surabaya atas nama Zaenal Arif menempati urutan pertama dengan perolehan 38% , urutan kedua Moh.Sofiul Amin 29%, M Fuad Al Haris 24%, Hadi Suoriyanto 6%, Alfin Hidayat 3% Dan total polling suara sebanyak 175 orang.

Namun pada 9 september 2021, publik dibuat bingung dengan pengumuman yang disampaikan oleh senat poliwangi, bahwa tiga (3) orang bakal calon direktur yang ditetapkan adalah 1.Moh.Sofiul Amin 2. Hadi Supriyanto. 3.Alfin Hidayat. Dan ini bertolak belakang dengan hasil polling. Seyogyanya, hasil polling tidak akan meleset jauh dari hasil penetapan akhir. Namun faktanya adalah sungguh diluar kebiasaan yang ada. Hal inilah yang menjadi perdebatan umum ditengah tengah masyarakat. Standar kriteria seperti apa yang membalikkan keadaan bakal calon direktur diposisi bawah bisa bisa ditetapkan sebagai tiga(3) besar bakal calon ditektur.

Para mahasiswa, pegawa poliwangi, masyarakat banyuwangi tentu tidak percaya dengan kejadian ini, kami dari bagian masyarakat kecewa berat atas atas penetapan yang disampaikan oleh senat. Penilaian minor, persepsi, praduga atas terjadinya sesuatu dibalik proses penetapan direktur menyeruak. Kecurigaan terjadinya kesepakatan-kesepakatn jahat apakah itu bagi bagi jabatan ataupun terjadi transaksi finansial menjadi liar tak terkendali. Tentunya ini harus dijawab tuntas oleh anggota senat dan dipertanggung jawabkan kepada civitas akademik Poliwangi dan masyarakat banyuwangi.
Sungguh sangat ironi kejadian ini terjadi didunia pendidikan tinggi yang harus memberi contoh demokrasi yang baik.

Kepercayaan masyarakat, para mahasiswa adalah hal utama yang harus dijaga bukan malah dinodai. Kejadian ini tentu akan merusak atmosfer pendidikan yang dibanguns sekian lama dikampus poliwangi. Harusnya para anggota senat yang notabane kumpulan para dosen, sebagai wakil dari seluruh sivitas akademika berusaha memajukan poliwangi, bukan digunakan untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang justru membunuh atmosfer pendidikan dikampus poliwangi.
Sungguh disayangkan atas kritisnya kondisi atmosfer pendidikan kampus kebanggan masyarakat banyuwangi.

Dengan kejadian ini kami berharap kepada pemerintah Banyuwangi serta DPRD Banyuwangi untuk tidak diam saja, dan mari kita jaga bersama sama poliwangi.
Jangan biarkan poliwangi sekarat, Karena kalau kita lihat dari sejarah Poliwangi adalah anak kandungnya pemerintah banyuwangi.

Yahya Umar, SE
Koordinator Netizen Banyuwangi Bersuara

Related Articles

Back to top button
×