Ibu-ibu Hebat
Sudah seminggu ini mereka menjadi tenaga pemilah di TPS Kragan, memilah satu persatu sampah plastik , organik dan juga residu yang sudah tidak bisa dimanfaatkan .
Mereka bukan lah pengangguran, kurang kerjaan atau kesulitan ekonomi sampai sampai harus berjibaku dengan sampah , diantara mereka adalah istri dari pejabat desa maupun tokoh masyarakat yang saya melihatnya secara ekonomi tidak kekurangan . Orang yang berfikir negatif pasti akan berpandangan “apa masih Kurang jatah dari suaminya sehingga rela kotor kotor cari tambahan? ” Tapi orang yang berfikir positif pasti melihat bahwa mereka adalah orang yang peduli pada lingkungan nya , peduli pada Desa dan menjadi teladan bagi yang lainnya .
Kebijakan baru DLHK yang terus meminimalisir sampah yang bisa di buang di TPA Jabon dikarenakan sudah over load , mengharuskan TPS untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA. Kebijakan manajemen baru pemerintah desa kragan dengan merubah struktur KSM dan menempatkannya di bawah BUMDes berkah sejahtera adalah langkah awal yang sesuai. BUMDes sebagai Usaha yang berbasis keuntungan di harapkan bisa memanaje pengelolaan Sampah melalui KSM yang berbasis sosial . Sampah adalah masalah tetapi apabila dikelola dengan baik , sampah adalah aset produktif.
Manajemen KSM yang baru menuju Desa Kragan yang bersih tentu membutuhkan partisipasi dan kesadaran semua warga desa Kragan , Partisipasi masyarakat tidak harus melalui pembayaran retribusi bulanan ( yang menurut saya nominalnya sangat kecil sekali ) , membuang sampah pada tempatnya , memisahkan sampah plastik dan organik bisa di mulai dari rumah masing masing .
Jumlah warga yang terdaftar sebagai anggota KSM juga masih 70 %, masih ada warga yang membakar sampahnya di belakang rumah atau membuang di kali karena Eman bayar retribusi yang nilainya tidak lebih dari satu bungkus rokok per bulan , para pemilik usaha pun masih enggan memberikan nominal lebih untuk retribusi sampah yang menjadi kewajibannya .
Pengurus KSM akan terus menerus memperbaiki pelayanan , tapi di satu sisi diharapkan partisipasi dan kesadaran masyarakat juga harus di tingkatkan . Kalau pun tidak bisa seperti Ibu Ibu yang hebat di atas setidaknya kita bisa memberikan dukungan. semoga ini bisa menjadi contoh dan motivasi kita bersama, tentu banyak yang pesimis “Ah paling lama seminggu, sebulan atau dua bulan mereka akan bertahan” . Ndak apa apa walupun sehari , seminggu atau sebulan , mereka telah berbuat , berbuat untuk desanya berbuat untuk lingkungan nya.
Ndak harus nunggu jadi pejabat untuk berkontribusi untuk negeri , bangsa dan negara. Kita bisa mulai dari yang terdekat di depan mata kita .
Sudah saatnya Kragan menjadi Rujukan sebagai desa yang bersih .
Bersambung …..
Mewujudkan Kragan menjadi Desa Wisata
Joko Siswanto
Kragan , 26 September 2021