Diduga Pengerjaan Proyek Penahan Jalan di Desa Gunung Kembar Asal Jadi
Sumenep, Topiknews.co.id – Diduga Asal-asalan, Pembangunan Tembok Penahan Jalan di Dusun Cangkreng, Desa Gunung Kembar, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dikeluhkan warga setempat. Senin (3/8/2020).
Pasalnya, selain terkesan proyek siluman dengan tanpa papan nama dan tidak diketahui dari mana sumber dana serta siapa penanggung jawabnya, hal itu jadi tanda tanya besar yang mengarah pada penyimpangan untuk dikorupsi.
Terbukti, seorang warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya berinisial “Rd” menyatakan, bahwa di lokasi tidak ada papan nama plang proyek seperti kegiatan-kegiatan lain umumnya. Ia mengaku tidak tahu apakah anggaran itu bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi atau dari Pemerintah Pusat.
Sehingga, menurut dia, sangat wajar kalau beranggapan ketika menemukan pekerjaan proyek tanpa papan informasi dan besar kemungkinan tidak dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditentukan.
“Padahal, berdasarkan Perpres Nomo 54 Tahun 2010 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012, telah diatur setiap bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek,” terangnya pada awak media. Minggu (2/8/2020).
“Selain itu, setiap proyek tanpa papan nama merupakan sebuah pelanggaran karena tidak sesuai dengan amanat Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) yang dituangkan pemerintah dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008,” tambahnya.
Masih lanjutnya, Untuk itu, tujuan adanya informasi papan nama, agar proyek dapat berjalan transparan guna memudahkan pengontrolan sehingga masyarakat mengetahui bangunan apa yang sedang dikerjakan, sumber dana dan siapa pelaksananya, serta masa kontrak pekerjaan dan besar anggarannya.
“Saya tidak tahu, sumber dananya dari mana. Setahu saya, pembangunan untuk Tembok Penahan Jalan yang jelas bukan dari anggaran swadaya masyarakat. Sebab, kalau dari anggaran swadaya masyarakat saya pasti tahu tidak mungkin tidak tahu, karena saya warga di sini,” ucapnya.
Lebih lanjut warga setempat itu mengatakan, untuk tidak terdapatnya papan nama plang proyek bukan menjadi titik tekan yang dipersoalkan. Yang sangat dipersoalkan itu, menurut dia, adalah kualitas pekerjaannya.
Sebab proyek siluman tersebut, sambung dia, selain pada penggalian pondasi yang sangat dangkal, diduga terdapat beberapa pasangan yang tanpa di pondasi terlebih dahulu, sehingga langsung duduk di nol tanah.
“Mau dipasang plang proyek atau tidak, kami tidak masalah. Yang penting kualitas pekerjaannya. Masak gali pondasi seperti itu, pasangan batu gunung tak berkualitas langsung dipasang. Kalau begini terkesan asal jadi,” jelas dia.
Sementara itu, dia juga menuturkan, bahwa selain dirinya tidak sedikit masyarakat setempat yang bertanya terkait dengan adanya kegiatan proyek tersebut.
“Dari mana sumber dananya dan apa saja yang akan dibangun. Jadi, kami minta agar pihak terkait bisa meninjau apakah kegiatan tersebut sudah sesuai spesifikasinya atau tidak,” tukasnya.(sn)